Jakarta – Sabtu, 8 November 2025 Pusat Unggulan IPTEKS (PUI) Pendeteksi Bakteri Patogen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM UNJ) mengimplementasikan hasil riset unggulannya dalam kolaborasi strategis bersama Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri. Kolaborasi ini merupakan langkah nyata penerapan inovasi riset perguruan tinggi dalam penanganan kasus Makan Bergizi Gratis (MBG), sekaligus memperkuat kontribusi UNJ dan Polri terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 2 (Zero Hunger), poin 3 (Good Health and Well-being), dan poin 17 (Partnerships for the Goals).
Sinergi antara akademisi dan lembaga penegak hukum ini dilakukan sebagai respons cepat terhadap laporan kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi di Bandung Barat, Sukabumi, dan Cimahi. Tim gabungan UNJ–Puslabfor Polri melakukan pemeriksaan ilmiah terhadap sampel pangan dari program MBG untuk memastikan keamanan dan kelayakan konsumsi masyarakat. Tim UNJ dipimpin oleh Prof. Dr. Muktiningsih Nurjayadi, M.Si., dengan anggota peneliti Jefferson L. Declan, Anisa Fitriyanti, dan Siti Fatimah, serta tujuh mahasiswa Program Studi Kimia: Fauzan Alipsyah, Fuzi Rahmawati, Hana Fajriah, Okky Rizky Pratama, Valia Rahma, Vinka Juniaty Lestari, dan Wanda Hanifa.
Dalam pelaksanaannya, tim UNJ tidak hanya melakukan pengujian menggunakan metode kultur konvensional, tetapi juga menerapkan teknologi real-time Polymerase Chain Reaction (real-time PCR) menggunakan prototype detection kit hasil riset dalam negeri yang dikembangkan oleh PUI UNJ. Kit tersebut merupakan hasil penelitian yang didukung oleh BRIN–LPDP melalui skema Riset Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) dan telah melalui tahap validasi menyeluruh untuk memastikan akurasi dan sensitivitas tinggi.
Hasil pengujian awal mengonfirmasi adanya bakteri patogen penyebab keracunan pangan, seperti Salmonella, Shigella, dan Escherichia coli. Validasi menggunakan real-time PCR juga mendeteksi keberadaan DNA dari beberapa bakteri lain seperti Bacillus cereus, Yersinia enterocolitica, Listeria monocytogenes, dan Staphylococcus aureus. Hingga akhir September 2025, lebih dari 40 sampel pangan telah diperiksa dengan temuan dominan Shigella flexneri, Salmonella typhi, E. coli, Vibrio parahaemolyticus, dan Vibrio alginolyticus.
Salah satu anggota tim peneliti, Jefferson L. Declan, menjelaskan bahwa hasil dari real-time PCR detection kit menunjukkan tingkat kesesuaian tinggi dengan metode kultur konvensional, membuktikan validitas dan keandalan teknologi tersebut. “Konsistensi hasil ini memperkuat potensi kit deteksi karya UNJ sebagai alat diagnostik cepat yang dapat mendukung pengawasan keamanan pangan secara nasional,” ungkapnya.
Prof. Dr. Muktiningsih Nurjayadi menegaskan bahwa kolaborasi antara UNJ dan Puslabfor Polri merupakan bentuk nyata kemandirian riset nasional di bidang sains dan teknologi. “Kit deteksi ini menjadi wujud kontribusi akademisi dalam memperkuat sistem keamanan pangan nasional, serta mendukung upaya pemerintah dalam menjamin kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Ke depan, hasil implementasi dan evaluasi dari kolaborasi ini akan menjadi dasar bagi penguatan sistem quality control pangan di seluruh rantai distribusi program MBG. Sinergi antara riset ilmiah dan penegakan hukum ini juga diharapkan dapat memperkuat perlindungan masyarakat melalui penerapan ilmu pengetahuan berbasis bukti (scientific evidence) yang valid dan aplikatif.
(*)
Sumber: Disadur dari Times Indonesia melalui tautan berita berjudul “Perkuat SDGs, Sinergi Riset PUI LPPM UNJ dan Investigasi Ilmiah Polri Jamin Keamanan Pangan Program MBG”
https://timesindonesia.co.id/indonesia-positif/563972/perkuat-sdgs-sinergi-riset-pui-lppm-unj-dan-investigasi-ilmiah-polri-jamin-keamanan-pangan-program-mbg
Tim Media PUI Pendeteksi Bakteri Patogen - 2025
(VJ&VR)